Malam itu aku sedang menjaga toko, karena mace sudah tertidur lelap. Aku merasa sangat bosan dan aku pun sms sahabatku yang bernama Denny Pramana. Dia adalah sahabatku dari masa kecil, sekolah, dan sampai sekarang. Kebetulan Denny sedang tidak kerja, karena dia masuk pagi. Lagi pula beberapa hari ini kami jarang bertemu seperti biasanya.
Aku : km dmna den ?
Denny : km dmna ? Aq d angkringan, ada mtor kh ? klo g ada aq jmputi
Aku : G ada, jmput udh
Denny : Dmna km
Aku : D rmh
After incident |
"Den, bantu dulu aku tutup pintu toko ku." kataku sambil menutup pintu toko dengan kesulitan.
"Iya !" jawab Denny sambil mematikan motor dan turun untuk membantuku.
Setelah lumayan lama, kami berhasil menutup pintu tokoku yang sangat sulit ditutup dan langsung saja kami berangkat tanpa menggunakan helem. Di jalan raya kami tetap saja melanggar aturan dengan berkendara melawan arah, karena memang kelihatan lebih dekat. Kami pun sampai di Angkringan, ternyata teman - teman kami sudah ada duluan di sana. Beberapa menit kami asyik becanda, tertawa, dan bergurau, aku pun sama Denny pamit untuk pulang. Biasanya kami sampai jam 2 di sana, tapi karena Denny besok masuk kerja pagi jadi kami pulang cepat. Sebelum jalan Denny memintaku untuk menemaninya mencari roti. Di perjalan kami lirik kiri kanan untuk mencari toko yang berjualan roti.
Sambil menyetir motor di sebelah kiri dengan agak pelan, ternyata Denny juga melirik ke sebelah kanan sama seperti aku, karena di daerah sebelah kanan banyak toko. Tiba - tiba "bruaaaak!". Motor Denny pun menabrak sebuah mobil perusahaan yang sedang parkir di sebelah kiri jalan. Kami sangat kaget dan dengan seketika kami terjatuh saja ke aspal. Beberapa bagian tubuhku lecet kecil dan pinggangku terasa sangat sakit. Saat menabrak aku melihat jelas kepala Denny terbentur sesuatu yang aku kurang tau itu apa. Alhasil motor Denny hancur berat bagian depannya. Motor pun segera dipindahkan ke sebelah warung makan tempat makan yang punya mobil tersebut. Mobil itu juga segera dipindahkan agar tidak memancing keramaian dan kedatangan polisi. Saat itu perasaanku mulai tidak enak dan penglihatanku mulai kabur. Aku memang selalu begini saat mengalami kecelakaan. Kami bersyukur kalau orang yang mempunyai mobil tersebut tidak marah dan malah menanyakan keadaan kami, lucunya kami sempat ditawari untuk makan karena orang yang punya mobil itu sedang makan.
Sambil kami menenangkan pikiran di warung itu Denny langsung menelpon orang tuanaya. Dengan bergegas Ayah, Ibu, dan adiknya Denny datang menemui kami. Sepertinya bahunya Denny sangat sakit jadi dia langsung saja diantar pulang oleh Ayahnya. Karena lukaku tidak parah, aku mendorong motornya Denny bersama Ibunya sampai dirumahnya.
0 comment:
Posting Komentar