Pages

Selasa, 05 Juli 2011

Jejak Pertamaku Ke Ramma’


Matahari  telah terbit, hari ini aku bersama Kak Acho, Mubin, Ikki dan Kak Imam berencana untuk pergi ke Ramma’. Ramma’ merupakan sebuah lembah yang sangat indah dan berada di Lembanna, Malino. Persiapan untuk perjalan kami pun telah kami persiapkan untuk segera begegas berangkat. Ini pengalaman pertamaku mendaki gunung yang berbeda dengan teman-temanku yang lain mereka lebih berpengalaman.  Kami mulai berangkat dari korps (tempat ngumpul di kampus), tetapi kami mampir  FKM (Fakultas Kasehatan Masyarakat) dulu karena disana ada teman-teman yang mau ikut juga bersama kami. Setelah meninggalkan kampus kami pun pergi belanja beberapa bahan yang belum lengkap. Kami pergi belanja ke Carefour, akan tetapi hanya Kak Acho yang masuk dan yang lain menunggu di parkiran. Setelah selesai belanja semua bahan, kami pun bergegas untuk berangkat dan memang saat itu hari sudah siang.  

Selama diperjalanan banyak hambatan yang kami temui, dimulai dari salah satu motor teman kami dari FKM rantainya putus. Perjalan kami pun terhenti sejenak untuk mencari sebuah bengkel. Rantai motor pun  telah selesai diganti kami langsung melanjutkan perjalanan. Tidak lama kemudian sendal saya tersangkut disebatang besi di jalan yang sedang tahap perbaikan. Sendalku pun robek seketika, tapi aku sangat bersyukur bukan kakiku yang robek.  Beberapa saat kemudian ban motornya Ikki  yang digunakan Kak Acho pun bocor, jadi kami menghentikan perjalanan lagi. Tapi ketika aku turun dari motor, sialnya aku menginjak sebongkah kotoran sapi  dengan kecerbohanku itu membuat teman-temanku yang lain tertawa terbahak-bahak. Kak Acho pun menyuruh kita berangkat duluan dan dia mencari tempat tambal ban sendiri. Saat diperjalanan ternyata salah satu teman kita dari FKM lupa mengambil tasnya di bengkel pertama tadi. Dia pun pergi  bersama aku untuk mengambil tas itu. Di tengah perjalan kami  ketemu Kak Acho yang sedang menunggu tambal bannya dan aku turun dari motor untuk menemani Kak Acho, agar teman dari FKM ini lebih cepat untuk mengambil tasnya. Setelah ban selesai ditambal aku dan Kak Acho pun bergegas dan menyusul teman-teman yang lain.

Ketika sampai di Malino perasaan dingin pun mulai menghampiriku, aku mulai merasa kedinginan. Maklum ini pertama kalinya aku berkunjung ke Malino. Beberapa menit kemudian sampailah kita di Lembanna, tempat dimana kita memulai sebuah petualangan. Sesampai disana kami bersiap–siap untuk memulai pendakian. Rasa dingin pun bertambah, aku mulai tidak tahan akan dinginnya. Tetapi kata teman-temanku, kalo kita kedinginan bengini baiknya kita jangan diam saja karena itu akan membuat kita lebih merasa kedinginan. Akhirnya aku pun mulai banyak bergerak, melakukan apa saja yang bisa aku lakukan. Memang Lembanna tempat yang paling dingin disana dari pada daerah yang lain di dekatnya.

Hari pun mulai sore, kita telah siap untuk berangkat. Aku berangkat duluan bersama kak Imam, mubin dan Ikki sedangkan Kak Acho berangkat bersama teman-teman FKM belakangan. Saat mulai perjalanan aku pun sangat bersemangat sekali, akan tetapi belum sampai pos pertama aku sudah merasa sangat kelelahan dan kehausan jadi kami berhenti untuk istirahat. Ketika istriahat perasaanku pun mulai tambah capek, seperti telah berlari keliling lapangan bola 5 kali. Sumpah aku sudah tidak sanggup lagi, begitu yang aku katakan kepada teman-temanku, tetapi kata Mubin itu hanya sugesti saja sambil memberikanku semangat kalo aku bisa dan sanggup. Cara itu berhasil membuatku untuk melanjutkan perjalanan. Langkah kaki kami makin lama makin jauh dan makin lama juga makin berat itu membuat kami menjadi tambah haus, hingga akhrinya sampailah kita di sungai pertama. Tetesan keringat kami semua telah terbayar oleh tetesan air pengunungan yang begitu segar. Tak perlu kita mengeluarkan biaya apa pun hanya bermodalkan tenaga dan semangat kami sudah dapat menikmati air pegunungan yang begitu segar. Tak lama kemudian teman-teman dari FKM bersama kak Acho telah menyusul kami, mungkin karena istirahat kami terlalu sering.

Kami berangkat bersama-sama hingga sampai pos pertama. Di pos pertama kami beristirahat dan memebuat kopi. Kopi panas memang paling cocok dengan keadaan sangat dingin. Sebelum berangkat lagi kami mempersiapkan headlamp karena hari mulai gelap. Menurutku ini benar-benar gila, aku baru pertama kesini dan kami menyusuri hutan yang sangat gelap. Tallung mulai dekat tetapi jalanan yang gelap di tambah jalan yang sangat menanjak dan menurun. Hanya akar dan batu yang menjadi tempat pijakan kami, bagaikan anak tangga yang belum tersusun rapi sehingga beberapa dari kita sering terjatuh atau terpeleset. Ribuan bintang menyambut kita dengan cahayanya yang kedap-kedip. Keindahan bintang-bintang ini menjadi saksi bisu bahwa aku sampai disana juga. Awalnya aku mengira ini telah sampai, tetapi kami harus menuruni batu-batuan yang lebih terjal lagi untuk sampai di Ramma’. Walaupun malam Ramma’ telah terlihat jelas di Tallung karena kelihatan banyak cahaya seperti perkampungan dibawah. Ternyata itu kemah-kemah orang yang duluan kesana dari kami. Setelah beristirahat sejenak di Tallung, kami langsung melanjutkan perjalanan dan menuruni tebing – tebing yang sangat curam.

Akhirnya kami pun sampai di Ramma’, dan langsung mendirkan tenda. Ramma’ memeng tempat yang dingin membuat parut kami merasa lapar. Kami pun makan malam setelah beberapa di antara dari kami memasak makan. Setelah makan kami sejenak mengahangatkan tubuh didekat api unggun yang telah dibuat oleh teman – teman kami yang telah sampai terlebih dahulu. Tubuhku pun telah telah terasa hangat dan bergegas pergi ketenda untuk tidur, karena mataku sudah tak sanggup lagi menahan rasa ngantuk. 

Hari mulai pagi, tetapi matahari pun belum menampakkan dirinya, ini disebabkan karena matahari terlindungi oleh tingginya pengunungan dan membuat di daerah sekitarnya sangat dingin. Pagi itu kami telah terbangun, namun kami tidak sanggup untuk membasuh wajah apalagi kalau mau mandi.

Siangnya kami bersiap untuk pulang karena memeng kita rencanya hanya satu hari di sana. Rasanya kurang kalau hanya satu hari apalagi aku baru pertama kalinya ke sana. Mudah – mudahan kalau da kesempatan aku akan pergi ke sana lagi.




0 comment:

Posting Komentar